Friday, May 4, 2012

Asal Usul Perayaan Natal 25 Desember


Perintah untuk menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya.
Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen katolik pada abad ke-4 M. Dan peringatan inipun berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa abad ke-1 sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katolik, mereka tidak mampu meninggalkan adat/budaya pangannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday (sun=matahari: day=hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember.
Maka supaya agama Katolik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya/ penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan=Yesus).
Maka pada konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Juga diputuskan, Pertama, hari minggu (Sunday=hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus untuk menggantikan patung Dewa Matahari.

Sesudah Kaisar Kontantin memeluk agama Katolik pada abad ke-4 masehi, maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama Katolik. Inilah prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama panganisme politheisme nenek moyang.
Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang.
Demikian kepercayaan panganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati tanggal 25 Desember.
Mari kita telususri melalui Bibel maupun sejarah kepercayaan panganis yang dianut oleh bangsa Babilonia kuno didalam kekuasaan raja Nimrod (Namrud).

H.W. Amstrong dalam bukunya The Plain Truth About Christmas, Worlwide Chrch of God, California USA, 1994, menjelaskan:

Namrud cucu Ham, anak nabi Nuh adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nimrod dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kata “Marad” yang artinya: “Dia membangkang atau Murtad antara lain dengan keberaniaannya mengawinkan ibu kandungnya sendiri bernama “Semiramis”.
Namun usia Namrud tidak sepannjang ibu sekaligus istrinya. Maka setelah Namrud mati, Semiramis menyebarkan ajaran: bahwa roh Namrud tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati. Maka dibuatlah olehnya perumpamaan pohon “Evergreen” yang tumbuh dari sebatang kayu mati.
Maka untuk memperingati kelahirannya dinyatakan bahwa Namrud selalu hadir di pohon Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran Namrud dinyatakan tanggal 25 Desember. Inilah asal usul pohon Natal.
Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai “Ratu Langit” oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja sebagai “anak suci dari surga”.
Putaran jaman menyatakan bahwa penyembahan berhala versi Babilonia ini berubah menjadi “Mesiah palsu”, berupa dewa “Ba-al” anak dewa matahari dengan objek penyembahan ‘Ibu dan Anak (Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran tersebut menjalar ke negara lain: Di mesir berupa “Isis dan Osiris”, di Asia bernama “Cybele dan Deoius”. Di Roma disebut Fortuna dan Yupiter. Bahkan di Yunani, “Kwan Im” di Cina, Jepang dan Tibet, India, Persia, Afrika, Eropa dan Meksiko juga ditemukan adat pemujaan terhadap dewa “Madonna” dan lain-lain.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak), mengalami kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus Dosa):
1. Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga dinyatakan dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekalugus penganut kepercayaan ini.
2. Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/planet.
3. Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi.
4. Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah dewa pendududk asli tanah Kana’an yang terkenal juga sebagai dewa kesuburan.
5. Dewa Ra, sembahan orang-orang Mesir Kuno; kepercayaan ini menyebar hingga ke Romawi dan diperingati secara besar-besaran dan dijadikan sebagai pesta rakyat.
Demikian juga Serapsis, Attis, Issis, Horus, Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele dan lain-lain. Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada suatu bangsa yang oleh mereka diyakini dilahirkan oleh perawan, antara lain Zorates (bangsa Persia) dan Fo Hi (bangsa Cina). Demikian pula pahlawan-pahlawan Helenisme: Agis, Celomenes, Eunus, Soluius, Aristonicus, Tibarius, Grocecus, Yupiter, Minersa, Easter.
Jadi konsep bahwa Tuhan itu dilahirkan seorang perawan pada tanggal 25 Desember disalib/dibunuh kemudian dibangkitan, sudah ada sejak zaman purba.
Konsep/dogma agama bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi dengan sangat mudahnya diterima oleh kalangan masyarakat Romawi karana merekalah telah memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah nama-nama dewa menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus mengakui bahwa dogma-dogma tersebut hanyalah KEBOHONGAN yang sengaja dibuatnya. Kata Paulus kepada Jemaat Roma:

Tetapi jika kebesaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaannya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai seorang berdosa?
(Roma 3:7)
Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan itu, Yesus telah mensinyalir lewat pesannya:

Jawab Yesus kepada mereka: Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.
(Matius 24:4-5).

Pandangan Bibel Tentang Upacara Natal.
Untuk mengetahui pandangan Bibel tentang perayaan Natal yang diwarisi oleh tradisi paganisme, baiklah kita telaah Yeremia 10:2-4:
”Beginilah firman Tuhan: ”Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang diseganii bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukanlah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang”.
Demikianlah pandangan Bibel tentang upacara Natal yaitu melarang orang Kristen mengikuti kebiasaaan bangsa-bangsa penyembah berhala.
Selanjutnya mari kita simak penjelasan Yeremia 10:5

”Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun dia tidak dapt.”
Sumber-sumber Kristen yang Menolak Natal

1. Catolic Encyclopedia, ediai 1911 tentang Christmas:

” Natal bukanlah upacara gereja yang pertama... melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari., kemudian dijadikan kelahiran Yesus.

Dalam buku yang sama, tentang ” Natal Day” dinyatakan sebagai berikut:

”Di dalam kitab suci tidak ada seorang pun yang mengadakan upacara atau penyelenggaraan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”

2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan:

”Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakan dan Bibel juga tidak pernah menyelenggarakannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”

3. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944 menyatakan:

”Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran tersebut.......”.

(Perjamuan Suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus)..... Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M. Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari ”Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.”



Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Kisah Natal berasal dari Injil Santo Lukas dan Santo Matius dalam Perjanjian Baru. Menurut Lukas, seorang malaikat memunculkan diri kepada para gembala di luar kota Betlehem dan mengabari mereka tentang lahirnya Yesus. Matius juga menceritakan bagaimana orang-orang bijak, yang disebut para majus, mengikuti bintang terang yang menunjukkan kepada mereka di mana Yesus berada.

Catatan pertama peringatan hari Natal adalah tahun 336 Sesudah Masehi pada kalender Romawi kuno, yaitu pada tanggal 25 Desember. Perayaan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh perayaan orang kafir (bukan Kristen) pada saat itu. Sebagai bagian dari perayaan tersebut, masyarakat menyiapkan makanan khusus, menghiasi rumah mereka dengan daun-daunan hijau, menyanyi bersama dan tukar-menukar hadiah. Kebiasaan-kebiasaan itu lama-kelamaan menjadi bagian dari perayaan Natal. Pada akhir tahun 300-an Masehi agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi.

Di tahun 1100 Natal telah menjadi perayaan keagamaan terpenting di Eropa, di banyak negara-negara di Eropa dengan Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Hari Natal semakin tenar hingga masa Reformasi, suatu gerakan keagamaan di tahun 1500-an . Gerakan ini melahirkan agama Protestan. Pada masa Reformasi, banyak orang Kristen yang mulai menyebut Hari Natal sebagai hari raya kafir karena mengikutsertakan kebiasaan tanpa dasar keagamaan yang sah. Pada tahun 1600-an, karena adanya perasaan tidak enak itu, Natal dilarang di Inggris dan banyak koloni Inggris di Amerika. Namun, masyarakat tetap meneruskan kebiasaan tukar-menukar kado dan tak lama kemudian kembali kepada kebiasaan semula.

Pada tahun 1800-an, ada dua kebiasaan baru yang dilakukan pada hari Natal, yaitu menghias pohon Natal dan mengirimkan kartu kepada sanak saudara dan teman-teman. Di Amerika Serikat, Santa Claus (Sinterklas) menggantikan Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Sejak tahun 1900-an, perayaan Natal menjadi semakin penting untuk berbagai bisnis.


Sumber lain:

SwissGuard:
Sejarah Natal
Oleh: Redemptus Hariana

Natal diartikan telah lahir atau telah dilahirkan, kata Natal ini berasal dari kata Latin Natus.
Pada konteks Kristiani, Natal berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan kelahiran Kristus. Dalam arti yang lebih sempit, Natal adalah perayaan kelahiran Yesus di Bethlehem duaribu tahun yang lalu.
Hampir di semua negara, hari Natal (25 Desember) menjadi hari libur nasional. Menurut penanggalan Gereja Katolik Roma sendiri, Natal adalah satu dari enam hari Pesta utama di samping : Sikumsisi (tahun baru), Kenaikan Tuhan, Pesta Maria diangkat ke Surga (15 Agustus), Hari Raya Semua Orang Kudus (1 November) dan Perayaan Santa Maria dikandung tanpa noda (8 Desember)

Mengapa Natal sedemikian penting?
Menurut buku tahunan Encyclopedia Britannica, pada tahun 1994 terdapat 1,8 milyar umat Kristen dari sekitar 5,5 milyar populasi dunia. Hal ini membuat Kristen menjadi agama terbesar dalam hal jumlah penganut. Karena umat Kristiani mengikuti Yesus, perayaan kelahiran Yesus menjadi sangat penting bagi mereka dan bagi sebagian besar wilayah di dunia.
Menurut informasi, di Amerika, minggu sebelum Natal adalah minggu tersibuk dalam dunia perbelanjaan sepanjang tahun Toko-toko besar meraup 70% keuntungan tahunannya hanya selama sebulan yaitu satu bulan menjelang Natal. Natal menjadi penting bukan hanya karena alasan-alasan keagamaan melainkan juga karena alasan ekonomi dan budaya.

Apakah tanggal 25 Desember adalah hari kelahiran Yesus? (Awal Mula Perayaan Natal)
Dulunya, 25 Desember merupakan peringatan tradisional masyarakat Romawi untuk mempertingati Saturnus (Dewa Panen) dan Mithras (Dewa petir) sekaligus titik balik matahari di musin dingin. Di saat kekaisaran Roma dikuasai orang-orang Kristen, Gereja mengambil alih tanggal tersebut dari pesta kafir bangsa Romawi ini yang terkenal dengan ungkapan "Dies Natalis (Solis) invicti." : Hari Raya Kelahiran Dewa Matahari yang terkalahkan. Pemujaan terhadap dewa Matahari yang amat kuat di masa itu dan dirayakan secara khusus pada saat titik balik peredaran matahari.
Adapun tujuannya, untuk menjauhkan umat beriman dari gagasan yang kafir itu dan Gereja menggantikannya dengan misteri kelahiran Kristus Yesus sebagai Sang Matahari sejati yang menrangi setiap insan. Ini adalah proses inkulturasi.
Mula-mula, hari itu dirayakan dengan misa sederhana. Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya agama Kristen, Natal menjadi semakin penting dan mengalahkan perayaan-perayaan tradisional yang telah ada sebelumnya, sekaligus mempertegas dan memperteguh iman akan misteri Allah yang menjelma menjadi manusia.

Di beberapa negara di wilayah Eropa Utara, sekitar pertengahan bulan Desember, biasanya diadakan pesta panen. Pada saat itu, rakyat yang baru saja mengakhiri masa panennya menghiasi rumah mereka dengan hijau-hijauan, memasak makanan yang istimewa, berkumpul untuk bernyanyi bersama dan saling membagi hadiah. Lama-kelamaan, tradisi rakyat ini menjadi bagian dari perayaan Natal.

Tradisi berbagi hadiah.
Tradisi ini mungkin diilhami dari kisah Kitab Suci tentang orang-orang Majus dari Timur. Para Majus memberikan hadiah kepada bayi Yesus berupa emas, kemenyan dan mur. Selain merupakan adopsi dari tradisi, kebiasaan ini juga didukung oleh adanya kisah Sinterklas yang terkenal suka membagi hadiah kepada anak-anak.

Pohon Natal.
Tradisi memasang pohon Natal kemungkinan besar berasal dari Jerman dan diawali pada tahun 1.000(?). Tradisi ini kemudian menyebar ke Inggris dan Amerika. Pada zaman Victoria, orang mulai menghiasi pohon Natal dengan permen dan kue-kue serta pita-pita. Martin Luther, pada abad ke 16 dianggap sebagai orang pertama yang memasang lilin pada pohon Natal.
Tahun 1880, hiasan Natal pabrikan mulai diproduksi dan dipasarkan. Dan, lampu natal elektronis muncul di tahun 1882.
Sampai sekarang bentuk dan jenis hiasan pohon natal semakin bagus dan beragam.
Mengapa Natal Dirayakan Pada Tanggal 25 Desember ?
diambil dari Warta Matius

Secara alkitabiah Yesus dijuluki sebagai "Surya Kebenaran", "Terang
kebenaran yang menyinari dunia". Julukan ini sejalan dengan Dewa
Matahari dari Emesa yang disembah sejak masa kekaisaran Aurelius (274) di Roma yang dirayakan setiap 25 Desember. Pestanya disebut dengan NATALE SOLIS INVICTI (Lahirnya Sang Surya yang tidak terkalahkan). Hal dimana dimulainya musim dingin.

Pada waktu kekaisaran Roma menjadi Kristen, pesta ini
ditransformasikan (di-kristenkan) dengan memberi makna baru atas Solis Invicti itu yaitu untuk menyebut Yesus sendiri. Julukan Yesus secara alkitabiah ditambahkan dengan kultur Romawi yang memberi tempat yang istimewa kepada dewa matahari pada waktu itu, dihepotesakan sebagai asal-usul dari Perayaan Natal sebagaimana kita pahami sekarang.

Secara simbolik Kristus sebagai Sang Surya Agung berakar dalam
kesadaran kristiani yang kemudian memberi perhatian istimewa pada peristiwa EQUINOX dan SOLTICE. Yang pada gilirannya secara kosmis tanggal 25 Desember menjadi istimewa; menjadi pesta kelahiran Surya yang tak terkalahkan. Sudah barang tentu secara historis tanggal tersebut tidak bisa diterima begitu saja sebagai hari kelahiran Yesus Kristus.

St. Agustinus memandang Natal hanyalah suatu peringatan atau ulang
tahun dari kelahiran Kristus dengan tetap memandang Paskah sebagai
sungguh-sungguh 'sacramentum'.

Leo Agung menyebut Natal sebagai "mirabilis sacramenti", Natal
dipahami oleh Leo sebagai titik awal dari keselamatan semesta. Nalal lebih bermakna daripada Paskah. Oleh karenanya pada masa Paus Leo Agung (440-461) dirayakan pesta Natal di Basilika St. Pietro dan pada malam harinya di Basilika St. Maria Maggiore, sore harinya Paus merayakannya di Basilika St.Anastasia dekat Palaytino. Rupanya sejak waktu itu mulai dirayakan Misa Natal secara liturgis resmi.

Secara teologis, tema sentral natal ditekankan pada peristiwa inkarnasi,
Allah menjadi manusia. Peristiwa itu bukan hanya berarti Allah beserta
kita tetapi pertama-tama adalah bahwa Allah menjadi manusia agar supaya manusia menjadi Allah. Kedosaan dan kejatuhan manusis dipulihkan kembali. Inkarnasi menjadi 'starting point' dalam divnisasi manusis yang berpuncak pada peristiwa paskah.

Paham Chronology Pasti (ada lain ie; paham Chronology Relative)
memperkirakan kelahiran Yesus antara dua data; Kematian Herodes (4 SM) dan cacah jiwa pada jaman Kirenius (antara 7 dan 8 SM).

Catatan:
EQUINOX; berasal dari bahasa Latin aequa (sama) dan nox (malam). Suatu
perubahan tata surya di mana matahari melewati batas khatulistiwa. Pada
waktu itu durasi waktu malam dan siang baik di bagian dunia sebelah
utara
dan selatan sama lamanya. Equinox terjadi dua kali dalam satu tahun.
Pertama
tanggal 21 Maret ketika matahari memasuki zodiak Aries, ini disebut
dengan
istilah "spring equinox" (equinox musim semi). Yang kedua terjadi pada
tanggal 23 September, yang disebut '"autumnal equinox" (equinox musim
gugur). Pada saat matahari bersinar selama 12 jam dan bulanpun bersinar
selama sepanjang malam.

SOLTICE; dari bahasa Latin, Sol yang berarti matahari dan stare yg
berarti
berdiri.
Menggambarkan matahari mencapai titik yang paling jauh dari garis
khatulistiwa. Hal itu terjadi pada 22 Juni dan 22 Desember. Pada 22
Juni
mulai musim panas pada bagian belahan dunia bagian utara dan mulai
tanggal
22 September musim dingin.

(sumber; Makalah ILSKI; Tahun Liturgi I & Insiklp. PB)

Description: Asal Usul Perayaan Natal 25 Desember, Rating: 4.5, Reviewer: admin, ItemReviewed: Asal Usul Perayaan Natal 25 Desember

1 comments:

  1. Tdk ada kesalahan bw yesus itu mirip dewa "matahari" sb hanya yesus satu satunya manusia yg dpt membuktikan ucapannya tentang "tujuan" beragama adalah : mati jadi mayat lalu dibangkitkan allah dlm keabadian guna menetap di sorga dan sbg buktinya yesus sampe saat ini dia mengutus roh kebenaran dr sorga kpd jemaatnya di bumi.
    Jadi kesimpulannya : hanya yesus yg bisa membuktikan adanya sorga dg cara ilmiah dg metode pembuktian dg diperagakan kpd muridnya dan dicatat. Krn yesus satu satunya ilmuwan sorga mk yesus dpt disebut "matahari" yg dpt menyinari akal manusia dg cara mengajar manusia dg injilnya, spy dpt mematahkan agama iblis yg hanya berisi asumsi dan argumen argumen belaka tanpa bisa membuktikan "hakekat dr tujuan agama" dg metode janji kiamat yg manis dan menakuti nakuti pemeluknya. Sungguh manusia celaka jk percaya model agama iblis tsb yg mengelabui akal (butuh bukti) dengan janji palsu yg dikemas dlm tatalaksana lahiriyah agama dg buktinya setelah tutup mata ato hari kiamat. Ini jelas agama curang dan sesat.

    ReplyDelete

Info Site:


free counters