Apakah yang disebut wahyu itu? Kemudian kalau di dalam unsur wahyu ada
pengertian gain, maka adakah cek-silang untuk mendeteksi bahwa apa yang
dikatakan Nabi Muhammad melalui Al-Quran adalah steril dari kontaminasi
pemikiran-pemikiran Nabi Muhammad pribadi. (Contoh: pada QS. 9: 5-6 dan
84: dalam surah ini ada perintah pembunuhan terhadap orang-orang
munafik. Adakah perintah itu murni dari Allah tanpa terkontaminir oleh
pemikiran dari Nabi Muhammad).
Tanya:
Hampir pada setiap hari Kamis, saya tidak pernah lupa membaca rubrik
yang Bapak asuh ini. Dengan ini pula saya ingin ikut mengisi rubrik ini
dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Sebagaimana telah kita
percaya bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad Saw; yang ingin saya tanyakan:
Apakah yang disebut wahyu itu? Kemudian kalau di dalam unsur wahyu ada
pengertian gain, maka adakah cek-silang untuk mendeteksi bahwa apa yang
dikatakan Nabi Muhammad melalui Al-Quran adalah steril dari kontaminasi
pemikiran-pemikiran Nabi Muhammad pribadi. (Contoh: pada QS. 9: 5-6 dan
84: dalam surah ini ada perintah pembunuhan terhadap orang-orang
munafik. Adakah perintah itu murni dari Allah tanpa terkontaminir oleh
pemikiran dari Nabi Muhammad).
Setiap hari kita melafalkan kata "Allah", apakah sebenarnya arti Allah?
Kapan pertama kali diperkenalkan dan siapa yang memperkenalkan?
Apakah sebenarnya kata "kafir" itu dan apa pula sebenarnya "dosa" itu?
Siapa yang berkah mengatakan kafir atau dosa terhadap seseorang? apa
alasannya?
Demikian pertanyaan-pertanyaan dari saya semoga Bapak berkenan menjawab
secara rinci, akurat dan komprehensif. Sebelumnya saya mengucapkan
banyak terima kasih.
Supriyanto
Jl. Tlogo Mukti Timur I no 878 Semarang
Jawab:
Wah, entah mengapa saya kok merasa pertanyaan dan "bahasa" Anda agak
aneh. Barangkali ini disebabkan karena apa yang Anda pertanyakan
merupakan hal-hal yang sudah lama tidak dipermasalahkan di kalangan umat
Islam. Tapi bagaimanapun, karena Anda sudah menanyakan, saya akan
berusaha mencoba menjawab, meskipun mungkin tidak seperti yang Anda
minta betul: rinci, akuran, dan komprehensif!
Wahyu mempunyai banyak arti; bisa berarti isyarat, ilham, dan
sebagainya. Tapi yang Anda tanyakan tentulah "sesuatu yang disampaikan
Allah kepada nabi atau utusan-Nya dengan cara-cara tertentu." Tampaknya
anda sendiri pun sudah tahu apa yang disebut wahyu itu; cuma
mempertanyakan ---atau meragukan--- "kesterilan"-nya (meminjam istilah
Anda) dari pencemaran pemikiran Nabi Muhammad Saw. Sampai-sampai Anda
menyinggung-tanyakan upaya cek-silang untuk mendeteksi kesterilannya
segalah. Wah. Bagaiman saya menjawab, wong saya itu sudah terlanjur
percaya apa kata Nabi Muhammad Saw. (Kenapa saya percaya kepada Nabi
Muhammad Saw dan segala yang diberitakannya, sudah banyak dijelaskan
orang. Serba terbatas, saya pun sudah pernah menjelaskan di rubrik ini,
dengan judul "Alasan Percaya Muhammad Rasul Allah"). Dan beliau telah
menyampaikan banyak firman Allah yang menyatakan bahwa beliau
menyampainkan misalnya, firman Allah:
"Dan dia tidak mengucapkan (sesuatu) menurut hawa nafsunya, (ucapannya)
semata-mata wahyu yang diwahyukan kepadanya." (QS 53. An-Najm: 3-4)
Mungkin Anda terusik dengan "penggalan" ayat seperti yang Anda sitir
(yang agak mirip adalah yang Anda sebut QS 9:5, yang lainnya saya tidak
melihat relevansinya dengan pertanyaan Anda), yang mungkin Anda tangkap
sebagai perintah membunuh (musyrikin, bukan munafik, seperti yang Anda
katakan), lalu Anda pun bertanya-tanya: 'Masa Tuhan kok ujug-ujug
(begitu saja) memerintahkan membunuh. 'Apa begitu? Kalau benar begitu,
Anda tinggal mengulang membaca Surah At-Taubah (QS 9) itu; tapi secara
utuh dan jangan dijujug ujug-ujug (diambil jalan pintas secara
tiba-tiba). Insya Allah pemahaman Anda akan lain. Syukur juga Anda
lengkapi dengan mengkaji sebab-sebab turunnya ayat, azbaab an-nuzul.
Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, menurut kepercayaan umat Islam. Firman
Allah:
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia,
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (QS 2. Al-Baqarah: 163)
"Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS. 4. An-Nisaa:
170)
"Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di
samping Allah? Katakanlah: 'Aku tidak mengakui.' Katakanlah:
'Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku
berlepas dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)." (QS 6.
An-An'am: 19)
Dan masih banyak lagi surah lainnya. Entah siapa yang pertama kali
mempekenalkan, tapi menurut ahli sejarah, "Allah" sudah dikenal sebelum
Nabi Muhammad Saw. diutus, pada zaman jahiliyyah. Ahli bahasa pun
berbeda pendapat mengenai asal-asal kata agung itu. Ada yang berpendapat
itu berasal dari ilahun yang berati Tuhan.(QS 6. An-An'am: 19)
Kata "kafir" kebalikan "mukmin", seperti "kufur" kebalikan dari "iman" .
Orang yang tidak percaya terhadap apa-apa yang dipercayai (sebagai
sendi-sendi iman) orang mukmin, misalnya tidak percaya terhadap Allah
adalah kafir. Sedangkan dosa adalah kesalahan menurut ketentuan dari
ajaran Allah. Yang berhak mengatakan kafir atau dosa, adalah orang yang
mengetahuinya. Dan yang paling berhak, tentu saja Allah sendiri. Tapi
untuk apa sih Anda menanyakan itu semua?[]
sumber:
http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&view=article&id=54:wahyu-allah-kafir-dan-dosa&catid=1:tanya-jawab Description: Wahyu, Allah, Kafir, dan Dosa, Rating: 4.5, Reviewer: admin, ItemReviewed: Wahyu, Allah, Kafir, dan Dosa
0 comments:
Post a Comment